Translate

Minggu, 27 April 2008

Bangsa Lemuria

skrg tentang saingan dari Benua Atlantis... Lemuria

Banyak pendapat yg saling berselisih ttg waktu keberadaan bangsa Mu ini..
tapi konon Lemuria muncul lebih dulu dari Atlantis, tapi pada akhirnya kedua kebudayaan Kuno ini pernah hidup berdampingan sampe akhirnya berselisih, utk jelasnya liat aja timeline ini :



Gagasan Benua Lemuria terlebih dahulu eksis dibanding peradaban Atlantis dan Mesir Kuno awalnya dari sebuah karya Augustus Le Plongeon (1826-1908),seorang peneliti dan penulis pada abad ke -19 yang mengadakan penelitian terhadap situs2 purbakala peninggalan Bangsa Maya di Yucatan.
Informasi tsb diperoleh setelah keberhasilannya menterjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan Bangsa Maya. Dari hasil terjemahan,diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis).Namun dikatakan juga,bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dasyat meluluh lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.

Kalo sampe skrg lokasi Atlantis sendiri masih diperdebatkan, apa itu ada di Indonesia ato di Samudra Atlantic, Benua Mu ini paling nggak "agak" lebih dipastikan posisinya...



Letaknya diperkirakan ada di Samudra Pacific... gambar di atas adalah perkiraan rute migrasi Lemurian akibat perang dengan Atlantis(selain teori kalo Lemurian ngungsi ke Luar Angkasa)

Banyak arkeolog yg percaya kalo Easter Island yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria.Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.
Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap dipulau-pulau disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahlulu kala pernah ada sebuah daratan besar Hiva di Pasifik yang yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut dasyat (tsunami),namun sebelumnya bangsa mereka udah banyak yg meninggal akibat peperangan.
Gitu juga sm penduduk native di New Zealand, sampe sekarang masih ada cerita turun-temurun tentang tenggelamnya pulau besar yg disebut Hawaiiki

Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis,memiliki tanah yang subur,masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam.
faktor-faktor tersebut so pasti menjadi sebuah landasan pokok bagi Bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli/ilmuwan yang dapat menciptakan suatu trobosan baru dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi mereka.

Kaitannya dengan Peradaban Yonaguni?
Secara menurut legenda kalo Kebudayaan Mu itu beda dengan Atlantis, mungkin bisa dibayangin deh, kalo pada masa itu Atlantis yg muncul belakangan daripada Mu, tapi kebudayaannya lebih canggih(kalo dipake perbandingan mungkin skrg seperti Amerika...)
membuat mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa didunia,diantaranya Yunani dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang kuat. Dengan peralatan tempur yg lebih maju, invasi Atlantean ke Lemurian jg bkn hal yg mustahil...
Karena sifat dari Lemurian yang menjunjung tinggi konsep perdamaian,mereka gak melengkapi diri dengan teknologi perang secanggih bangsa Atlantean,sehingga dalam sekejap,Lemuria pun jatuh ketangan Atlantis.
Para Lemurian yang berada dalam kondisi terdesak,ahirnya banyak meninggalkan bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki karakteristik mirip bumi,mungkin keberadaan mereka saat ini belum kita ketahui.
Mungkin kisah para Lemurian yang meninggalakan bumi untuk menetap diplanet lain ini mungkin gak masuk akal banget(even for me..!!),tapi perlu dicatat bahwa teknologi mereka pada saat itu sudah sangat maju, penguasaan teknologi penjelajahan luar angkasa mungkin telah dapat mereka realisasikan dijauh2 hari...

Akhirnya benua Mu pun jatuh ke tangan Atlantean, tapi seperti kata legenda juga, akhirnya terjadi bencana dahsyat yg akhirnya juga menenggelamkan benua Mu, juga Atlantis itu sendiri...

Hal ini jg mungkin sama seperti Tsunami Desember 2004 lalu, sacara lokasi Lemuria sendiri jg berada di Ring Of Fire yg sama dengan Indonesia... tapi skalanya pas kejadian itu mungkin berkali2 lebih gede daripada yg 2004 lalu... bayangin aja, 1 benua kelelep...

sejarah masa lalu umat manusia part 2

masi seputar Teori Atlantis di Indonesia... ada versi yg lebih ekstrim...
Kalo udah gw singgung di atas Indonesia adalah Atlantis, tapi disini mereka udah punya peradaban yg sedemikian maju, mungkin setara ato lebih maju dari peradaban yg kita kenal skrg... Nah sejaman dengan bangsa Atlantis, ada juga kekuatan laen yg sebanding, yaitu bangsa Lemuria (Mu)...

ada Perbedaan yg signifika antara Atlantis dan Mu ini...Atlantis maju dari segi teknologi dan ilmu pengetahuan, sedang Lemuria maju dari segi kejiwaan, kerohanian dan penguasaan diri... bangsa Atlantis lebih agresif sedang bangsa Lemuria lebih cool.... terus kenapa mereka bisa sampai hancur? bahkan peradaban yang menjadi panutan seluruh peradaban kuno lainnya seperti Mesir misalnya yang "meminjam" teknologi Atlantis dalam pembangunan Pyramid.... harus musnah, dan memulai segalanya dari nol...

Atlantis adalah sebuah peradaban sederhana (pertamanya...), dengan sistem pertanian, bercocok tanam dan beternak..., sama seperti awal dari peradaban lainnya, tahap demi tahap dilalui.... sampai pada akhirnya ada ada "kontak pertama" mereka dengan sesuatu yang kemudian mereka anggap dewa..... yaitu bangsa Pleiades(gw perna bahas ttg bangsa ini di thread UFO... apa perlu gw copy paster ke sini??), entiti yang berasal dari planet Erra yang berpusat di Taygeta.... bangsa ini datang ke Bumi dengan maksud membantu berkembangan budaya dan kemajuan teknologi dari entiti2 yang tertinggal..... singkat kata .. perkembangan kemajuan dari Atlantis begitu pesat dan maju karena secara ras bangsa Arya (Atlantis) memang lebih unggul dari ras lainnya di Bumi.... sehingga banyak peradaban lain yang akhirnya mengadopsi teknologi2 yang dimiliki oleh bangsa Atlantis ini.... bangsa Lemuriapun kebagian, dari sisi kerohanian dan kekuatan jiwa dan pikiran.... dengan bimbingan bangsa Pleiades bangsa Lemuria menjadi bangsa yang efisien, kekuatan gelombang otak menjadi maksimal sehingga bangsa Lemuria bahkan berkomunikasi dengan telepati.....dan bangsa Lemuria jauh lebih mencintai kelestarian alam.....

Bangsa Pleiades yang datang dengan segala teknologi majunya dianggap sebagai dewa (matahari) dan dewa-dewa lainnya karena mereka berasal dari langit (bintang-bintang),... berbagai persembahanpun dibangun bahkan di Giza-Mesir (sebagai sekutu Altantis) dibangun pyramid yang paling besar.... dan ditempat lainnya seperti laut Okinawa misalnya..., masing-masing kelompok masyarakat punya dewa-dewa sendiri sebagai represetasi kelompok masing-masing.... ketika sampai pada puncaknya perpecahan antar kelompok masyarakat merasa diri paling berjasa bagi kemajuan atlantis dan merasa paling pantas untuk berkuasa... dan menjadi simbol dewa.... perang pun tak terelakan,... senjata-senjata berat berteknologi tinggi, pesawat tempur, pasukan bersenjata dan sebagainya turut dalam perang besar (bharatayuda),..... sehingga melibatkan manusia dan "dewa" sehingga sampai saat ini dikenal sebagai "War of God" dalam berbagai versi dunia seperti di India,Mesir, Yunani, Skandinavia,Celtic, dan peradaban-peradaban lainnya...., dan Atlantis pun luluh lantah, ancur ampir gak berbekas...

Itulah kenapa dalam berbagai literatur dunia banyak dikisahkan tentang perang para dewa ini yang mengakibatkan kehancuran, dan yang paling kita kenal adalah literatur dari india (yang di Indonesia disampaikan sebagai kisah pewayangan) adalah pesan yang ditanamkan oleh para survivor atlantis yang tidak ingin "kisah" tragis ini terjadi dan dialami lagi oleh anak cucu mereka dikemudian hari...., dimanapun dibelahan bumi ini..., begitu juga kisah Zeus dan dua anak kembarnya Herkules dan Atlas (dari nama ini Atlantis diambil oleh Plato).... bahwasanya perang hanya akan menyisakan kepedihan, duka dan kehancuran...

Setelah dalam keterpurukan akibat perang, bencana datang menimpa.... keseimbangan alam yang selama ini terjaga dengan sistem "Phi Ratio" sudah tak ada lagi, rusak akibat perang.... rakyat yang selamat dari peperangan harus menghadapi sesuatu yang jauh lebih besar lagi yaitu "catastrophe"...
Gunung berapi yang semula sebagai penopang (Atlantis = negeri dengan pilar2 penyangga ), satu-persatu mulai hancur,... gunung Toba (Meru) yang meletus sampai keakar-akarnya sehingga yang tersisa menjadi danau... gunung Krakatoa (Atlas) yang meletus dan mengakibatkan terpisahnya Taprobane (Sumatra) dan Yava = Java (Jawa)

meletusnya gunung berapi dashat, kemudian mengakibatkan gempa dan tsunami yang menyapu seluruh wilayah Atlantis, dalam waktu semalam semua kejayaan musnah tak ada yang tersisa,.... kecuali segelintir orang berhasil selamat, sebagian ada yang mengungsi ke daratan india melalui Alengka (Srilangka) lalu mereka bergerak terus menuju Eropa (Nordic) dan sekitarnya...., sedangkan Lemuria yang juga terkena imbas kehancuran, ada yang menyebar ke Hawaiiki (Dari negeri yang tenggelam), ke sekitar Jepang, ke kepulauan di sekitar samudra Pasific sampai ke Easter Island dan Amerika tengah dan latin... yang kemudian mendirikan kerajaan Aztec, Inca, dan Maya.... bangsa Maya menyebut nenek moyang mereka berasal dari Aztlan....

Bukti yg mendukung teori ini di sekitar Perairan Jepang ditemukan sisa2 dari Peradaban Yonaguni kira2 8.000 SM, setelah Atlantis yg diperkirakan 11.000 - 10.000 SM

hm... jadi nyambung sm film 10.000 BC ya... yg ngebangun pyramid itu jg sepertinya pelarian dari Atlantis

Sejarah masa lalu bangsa2 manusia part.1

MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?

Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.

Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Konteks Indonesia

Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.

Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.

Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.

Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.

Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.

Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”

Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.

Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.

Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.***

Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis


Itu tadi kt pak Profesor... tapi emang dlm dua dekade terakhir ini sudah byk ditemukan banyak banget berbagai aspek yg ngundang berbagai macem hipotesa soal penyebaran dan asal-usul manusia. Salahsatunya hipotesa ttg sebuah pulau besar di Laut CHina Selatan yg tenggelam setelah Ice Age...

Secara makin canggihnya berbabagi metode yg dipake utk penelitian2 yg bersangkutan dengan Lost Continent ini, sampe muncul teori yg menyebutkan klo Indonesia tercinta ini gx laen gx bukan adalah Atlantis itu sendiri... menurut para peneliti yg bersangkutan, salahsatu pulau penting yg tersisa dari benua Atlantis itu(kalo emang bener Atlantis=Indonesia) adalah pulau Natuna, Kep. Riau...

Berdasar hasil kajian biomolekuler(wtf is that??) penduduk asli Natuna ini punya kesamaan gen deng bangsa Austronesia tertua.

Austronesia dipercaya punya kebudayaan yg udah tinggi, sama seperti kebudayaan bangsa Atlantis yg disebut2 dlm mitosnya Plato. Nah waktu Ice Age berakhir yg merupakan masa dimana Atlantis tenggelam, orang2 Austronesia penduduk menyebar ke berbagai penjuru.

Dari situ mereka nyiptain berbagai macem kebudayaan dan bahasa pada masyarakat penduduk lokal yg "ketiban pulung" jadi menampung pengungsi Austronesia ini...
dalam tempo yg relatif cepat yaitu 3.500 s/d 5.000 th lampau. Skrg rumpun Austronesia nempatin separuh muka bumi.

YG jelas seh(dikonfirmasikan dengan pelajaran Geografi semasa SMU) emang dulu ada daratan besar semasa jaman es yg besarnya kira2 2x India. Sm para pakar dinamai Sunda Land, yg sekarang tinggal tersisa Sumatra, Jawa ato Kalimantan

Tapi seputar teori ini juga masih banyak perdebatannya, tapi faktanya dominasi rumpun Austronesia ini gak bisa dikesampingin gitu aja, secara memiliki wilayah penyebaran yg sangat luas, melingkupi lebih dari 1.200 bahasa yg terbentang mulai dari Madagascar s/d Easter Island, digunakan oleh lebih dari 300juta orang.

Terus darimana asal-usulnya bangsa Austronesia itu?? gmn cara mereka bisa nyebar gitu luas dlm waktu yg relatif singkat yaitu 3.500-5.000 th yg lalu, dibutuhkan daya adaptasi yg tinggi utk pencapaian semacam itu... Kali aja mereka emang udah punya peradaban yg udah lebih maju dari bangsa laen, lalu saat mereka kehilangan tempat tinggalnya, mereka nyebar ke sagala penjuru n berasimilasi sekalian nyebarin beberapa pengetahuan mereka dengan penduduk yg mereka datangi wilayahnya...tapi ini jg masi kontroversial...

Secara kalo diliat dari catatan Plato sendiri Atlantis itu adanya di seputaran samudra Atlantik, di antara Amerika, Eropa n Afrika....

The indigo Children

MUNCULNYA SPECIES MANUSIA BARU

(Sumber: Secretchina.com)
Munculnya Species Manusia Baru




Fenomena “Bocah Biru” belakangan ini menjadi perhatian para ilmuwan
di Rusia. Majalah Journal Trust Rusia pada 8 Desember 2005 lalu
melaporkan, berdasarkan penjelasan beberapa ilmuwan dari lembaga
ilmu pengetahuan sosial Rusia, diyakini bahwa di atas bumi saat ini
telah muncul suatu species “manusia baru” yang disebutnya sebagai
”Bocah Biru”.


Para ilmuwan mengatakan mereka memiliki kekuatan supernormal, dapat
melihat fenomena ganjil, dan dapat meramal peristiwa yang akan
terjadi. Ciri khas mereka adalah berinteligensi tinggi, berintuisi
tinggi, sangat sensitif dan lain-lain. Dari gambar foto medan energi
ditubuhnya ditemukan, warna biru yang mewakili kekuatan spiritual,
tampak jelas sekali di tubuh mereka, sehingga disebut “Bocah Biru”.
Atas hal ini, sejumlah besar ilmuwan masih belum percaya.


Menengok catatan kalender bangsa Maya kuno, disebutkan bahwa dari
awal hingga akhir bumi terbagi menjadi 5 siklus matahari,
masing-masing mewakili 5 kali bencana besar, yaitu bencana banjir
dahsyat, ada yang berpendapat itu terjadi pada masa Nabi Nuh dengan
perahu besarnya sebagaimana dikatakan dalam kitab Injil; bencana
angin topan, bangunan-bangunan di seluruh dunia hancur tertiup angin
topan; bencana hujan lebat, bumi mengalami bencana hujan lebat;
bencana gempa bumi, bumi mengalami bencana gempa bumi dahsyat.


Keempat bencana ini sudah terbukti, sedangkan bencana yang ke-5
adalah “kiamat”, dan menurut perhitungan kalender Maya akan terjadi
pada 22 Desember 2012. Saat itu matahari dan bumi membentuk satu
garis lurus, persis seperti ujung panah menuju pusat galaksi. Dan
dikatakan, bahwa orang-orang yang berkemampuan setaraf dengan “Bocah
Biru” itu baru bisa selamat dari bencana tersebut, dan diramalkan
mereka akan berperan besar.


Fenomena Baru “Bocah Indigo” (“Bocah Biru”)


(Erabaru.or.id) - Penelitian di Rusia menunjukan bahwa sekitar 95
persen anak-anak yang lahir sejak 1994 tergolong “Bocah Biru”. Hal
itu bisa dibuktikan melalui lingkaran cahaya biru di sekeliling
tubuh mereka.


Fungsi organ dalam anak-anak ini juga telah mengalami perubahan
yakni sistem kekebalan tubuh mereka lebih kuat beberapa kali lipat
dibanding orang pada umumnya, kebal terhadap penyakit, bahkan dapat
melawan penyakit AIDS, dan DNA mereka juga tidak sama.


Para ilmuwan menduga, bahwa mungkin dikarenakan variasi gen, ribuan
warga di bumi sudah bukan tergolong “manusia lama” lagi, sebuah
spesies manusia yang baru sedang lahir, meskipun perkembangan proses
ini lamban namun diyakini benar-benar sedang muncul.


Ciri khas psikologis dan perilaku “Bocah Indigo” ini sangat unik
dan
ganjil, sehingga dengan demikian, mereka perlu pola pendidikan yang
baru. Tidak boleh mengabaikan permintaan mereka, jika tidak, mungkin
dapat mengakibatkan inteligensi dan pikiran species “manusia baru”
ini menjadi kacau. Mungkin mereka membuka sebuah perintis zaman yang
baru, sesuatu yang masib belum kita ketahui. Fenomena “Bocah biru”
ini banyak terjadi di depan kita.


Ada beberapa kasus kemunculan “Bocah Indigo” di beberapa negara.
Misalnya, di Latvia, ada seorang gadis cilik yang cantik, ia suka
menceritakan pemandangan dalam perjalanannya di tengah alam semesta
pada tengah malam. Saat ia berusia 5 tahun, ayahnya dengan
terheran-heran mendapati dirinya mengetahui banyak pengetahuan
tentang alam semesta. Meskipun ia tidak begitu percaya dengan ucapan
anaknya, namun ketika ia memperbaiki mobil tuanya, selalu mendapat
petunjuk dari gadis kecil itu. “Saya tidak tahu bagaimana ia bisa
mengetahuinya, tetapi ia selalu tahu bagian yang tidak beres dengan
mobilnya,” ujarnya.




Borische Tipikal “Bocah Biru”


Di sebuah daerah di Rusia, pada 1997 lahir seorang bocah laki-laki
yang tidak lazim. Saat ibunya melahirkan dipagi hari yang cerah,
segalanya tampak sedikit ganjil. Ibunya mengatakan, “Semuanya
terjadi begitu cepat, hingga saat saya belum merasakan sakit apapun,
Boriska sudah lahir. Ketika suster memperlihatkan bayi itu kepada
saya, bocah itu justru menatap saya dengan tatapan seorang
ginekolog, namun, saya tahu bayi yang baru lahir tidak mungkin
memusatkan perhatian pada hal apapun,” demikian pengakuan Nadezhda
Kipriyanovich, ibu Boriska.


Saat ibu itu membawa Borische pulang ke rumah, diketahui anak ini
semakin tidak seperti biasanya. Ia hampir tidak pernah menangis juga
tidak pernah sakit, saat menginjak usia 8 bulan, ia sudah bisa
mengucapkan kata-kata secara utuh, tidak ada kesalahan dalam hal
pengucapan maupun tata bahasa. Begitu juga dalam memperlakukan
mainan yang diberikan ayahnya, ia juga bisa menggunakan prinsip
geometri dan secara tepat merakit kembali mainannya.


Saat Boris menginjak usia 2 tahun, ia mulai mencoret-coret beberapa
benda dengan warna biru dan lembayung. Psikolog yang mendeteksi
hasil corat-coretnya menyebutkan, mungkin ia sedang mencoba melukis
suatu lingkaran cahaya yang ditebarkan manusia. Belum juga menginjak
usia 3 tahun, ia sudah bisa menjelaskan sejumlah pengetahuan yang
berhubungan dengan fenomena alam semesta kepada orang tuanya. Ibunya
mengatakan, “Ia dapat menyebutkan semua nama planet dalam sistem
tata surya, bahkan nama satelit buatan; bahkan bisa menghitung nama
dan jumlah galaksi. Awalnya, saya merasa ini agak mengerikan, saya
berpikir apa anak saya bermasalah dengan jiwanya. Namun, saya
putuskan untuk memeriksa sejenak apakah nama-nama yang disebutkan
itu benar atau tidak, dan setelah saya menemukan sejumlah buku
astronomi, ternyata apa yang disebutkannya itu benar”.


Sehubungan dengan kemampuannya itu, Borische menjadi populer di
kampung halamannya. Orang-orang sangat penasaran, bagaimana ia bisa
mengetahui begitu banyak hal tentang astronomi. Borische bersedia
menerangkan pada pengunjung tentang peradaban di luar alam semesta.
Ia mengatakan bahwa manusia purba tingginya 3 meter lebih; bahkan
kepada orang-orang ia meramalkan perubahan iklim di masa datang dan
sejumlah perubahan di dunia. Setiap orang sangat tertarik mendengar
hal-hal yang diceritakan si bocah, namun, tidak ada yang mau percaya
dengan cerita-cerita ini. Demi keamanan, orang tuanya memutuskan
memberikan pembaptisan kepadanya, mereka beranggapan mungkin anak
ini terpikat oleh roh jahat

Ciri Khas Mereka


Definisi “bocah Indigo”, dikutip dari sebuah buku “Indigo
Child”
yang ditulis bersama Lee Carrol dan Jan Tober. Dalam buku tersebut,
ia menggunakan kata “biru tua” untuk melukiskan semua anak-anak
baru
yang memasuki bumi. Tetapi, bocah biru tua menampakkan suatu sifat
psikologis yang serba baru dan lain dari yang lain, serta punya
perilaku-perilaku yang sangat berbeda dengan sebagaian besar
ketakjuban seperti sebelumnya. Mereka mempunyai keunikan yang sama,
sehingga orang-orang yang saling berinteraksi dengan mereka perlu
mengubah sikap dan menyesuaikan pola pendidikan anak-anak ini.


Berikut ini adalah 10 besar ciri khas “bocah Indigo” :

Mereka mempunyai bau keturunan raja sejak lahir, dan kerap
memanifestasikannya

Mereka memiliki rasa “ini adalah tempat saya semestinya”, dan akan
merasa sangat ganjl bila melihat orang lain tidak berpikir demikian

“Harga diri” bukan soal, mereka kerap memberitahu orang tua tentang
“siapa mereka”

Mereka tidak akan melakukan hal yang spesifik, misalnya berbaris
berurutan adalah suatu hal yang sulit bagi mereka

Terhadap hal yang kaku dan tidak memerlukan kreatifitas, ia merasa
tidak terbiasa

Baik di rumah atau sekolah, biasanya mereka dapat menemukan cara
kerja yang lebih baik, sehingga mereka dianggap sebagai perusak tata
tertib yang sudah berjalan

Biasanya mereka introvek (menyembunyikan perasaan), merasa tidak ada
orang di dunia ini yang dapat memahami mereka

Mereka tidak pernah pelit terhadap kebutuhan pribadi
Kemampuan “mata batin” mereka secara umum sangat kuat, bisa
langsung
mengetahui permainan orang dewasa

Mudah hanyut dalam kecanduan dan kebiasaan jelek lainnya.

Jumat, 18 April 2008

1.Invasi Ular di St. PierreAktifitas volkanis di ‘bald mountain’ tinggi diatas St Pierre, Martinique, biasanya tidak begitu penting sehingga banyak penduduk tidak menggubris adanya asap dari kawah dan beberapa gempa kecil selama April 1902. Pada awal Mei, bagaimanapun, hujan abu mulai turun terus menerus, dan bau sulfur yang menyengat mengisi udara sekitar. Rumah penduduk yang ada di lereng gunung tidak bisa lagi dihuni, lebih dari 100 ular fer-de-lances (-ini nih jenis ular yang besar dan berbisa yang ada di Amerika-) mulai melata menyerbu seperempat penduduk mulat(-mulat tuh campuran negro ma caucasian-) di St Pierre. Ular sepanjang 6 kaki ini membunuh 50 orang dan tak terhitung jumlah binatang lainnya.Namun pembasmian baru saja dimulai, Pada 5 mei longsoran dari lumpur yang mendidih tumpah ke laut, diikuti tsunami yang membunuh ratusan orang, 3 hari kemudian, 8 mei, Mt Pelee akhirnya meledak, mengirimkan lava putih dan bebatuan yang mematikan ke kota. Dalam waktu 3 menit St Pierre hancur total. Dari 30.000 populasi, hanya 2 yang selamat.

2. Kepanikan Gereja Baptis The Shiloh2000 orang, kebanyakan kulit hitam, berkumpul di Shiloh Baptist Church Birmingham, Alabama, pada 19 September, 1902, demi mendengar ceramah Booker T. Washington. Tembok gerejanya baru. Tangga curam, menempel pada dinding. Setelah ceramah selesai, ada sedikit perselisihan yang memperebutkan kursi kosong, keluarlah kata-kata ‘fight’ dari salah satu anggota paduan suara, rupanya kerumunan salah interpretasi menjadi ‘fire’ sehingga semua orang berlarian keluar menuju pintu. Pintu yang tidak lebar tentu saja tidak mampu menampung ribuan massa yang berdesakan, apalagi tangga pintunya cukup curam, insiden tarik menarik dan saling menginjak berakhir dengan tewasnya 115 orang, dengan posisi bertumpuk di depan pintu gereja sampai setinggi 10 kaki.

3. Banjir Tetes Tebu di The Great Boston15 januari 1919, pekerja dan penduduk Boston’s North End, kebanyakan orang Irlandia dan Italia, sedang diluar menikmati matahari siang di hari yang hangat. Tiba-tiba, dengan peringatan yang singkat, tangki besi cor yang besar milik perusahaan penyulingan murni pecah dan gelombang besar tetes-tebu mentah berwarna hitam, setinggi dua lantai, menenggelamkan jalanan dan mengalir perlahan menuju area tepi laut. Bukan saja pejalan kaki tapi juga kereta kuda tidak bisa lari dari gelombang ini.2 juta galon tetes-tebu yang sedianya akan dijadikan minuman menenggelamkan sejumlah orang -21 pria, wanita dan anak-anak tewas tenggelam. Kuda-kuda itu sebenarnya hanya terjebak di lengketnya cairan tebu tersebut, polisi terpaksa menembaknya. Boston berbau tetes-tebu selama seminggu, dan pelabuhan menjadi coklat sampai musim panas.

4. Ledakan Tabung Gas PittsburgTabung gas silinder besar- yang terbesar di dunia saat itu- berada di jantung pusat industri Pittsburgh, Pennsylvania, mengalami kebocoran. Di pagi hari 14 november 1927, tukang reparasi pergi untuk memperbaikinya- dengan lampu tiup yang terbuka. Sekitar pukul 10 mereka menemukan kebocorannya. Tangki yang berisi 5 juta kubik gas alam, naik ke udara seperti balon dan meledak. Potongan metal, dengan berat 100 lbs, berserakan ke jarak yang cukup jauh, dan efek kombinasi dari tekanan udara dan api menyisakan kehancuran ber mil kuadrat. 28 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.

5. The Gillingham Fire DemonstrationTiap tahun pemadam kebakaran Gillingham, di Kent, England, akan membangun ‘rumah’ sementara dari kayu dan kain untuk demonstrasi populer memadamkan kebakaran pada pesta acara tahunan Gillingham Park. Setiap tahun, juga, beberapa pria lokal dipilih dari banyak kandidat . Pada 11 juli 1929, 9 bocah laki-laki-umur 10 sampai 14- dan 6 pemadam kebakaran berpakaian seakan-akan sedang pesta perkimpoian, memanjat lantai ke tiga dari ‘rumah’ itu dengan tali dan tangga. Rencananya adalah menyalakan api di lantai pertama, menyelamatkan ‘pesta perkimpoian’ dengan tali dan tangga dan kemudian meledakkan rumah kosong untuk mendemokan penggunaan fire hoses. Karena kesalahan, api menyala duluan, Penonton mengira tubuh yang mereka lihat adalah gurauan dan bertepuk tangan meriah, sementara pemadam kebakaran diluar menyemprotkan air karena mengetahui bencana sesungguhnya. ke 15 orang meninggal di dalam rumah.

6. Robohnya The Empire State BuildingPada sabtu pagi 28 juli 1945, veteran Army pilot mengudara dengan B-25 light bomber dari Bedford, Massachusetts, menuju Newark, New Jersey, co-pilot dan marinir muda juga di dalam. Kabut membuat jarak pandang lemah. Kira-kira sejam kemudian, orang-orang di jalan tengah kota Manhattan menyadari raungan pesawat yang memekik semakin tajam dan menyaksikan dengan ngeri bomber tiba-tiba muncul dari kabut asap, melesat diantara gedung bertingkat dan kemudian terjun menubruk sisi Empire State Building. Serpihan pesawat dan bangunan runtuh berbarengan. Lubang besar menganga di lantai 78, satu dari mesin pesawat menabrak 7 dinding dan keluar dari sisi lain bangunan dan mesin lain terjerembab di cerobong lift. Saat tank bahan bakar meledak, 6 lantai ditelan api, dan gasoline yang terbakar mengalir di sisi lain bangunan. Untungnya, sedikit kantor yang buka pada hari sabtu, dan hanya 11 orang-plus 3 pengendara pesawat meninggal.

7. Peristiwa TunguskaPada 30 juni,1908 ledakan besar terjadi di dekat Podkamennaya (Under Rock) Sungai Tunguska yang sekarang dikenal Krasnoyarsk Krai of Russia. Ledakan sepertinya disebabkan oleh meteor atau pecahan komet dengan panjang sekitar 20m(60 kaki). Meskipun meteor atau komet dianggap hancur sebelum sampai di bumi, peristiwa ini masih dianggap peristiwa tubrukan. Energi ledakan diperkirakan antara 10 dan 20 megaton TNT, 1,000 kali lebih dahsyat dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima atau setara dengan Castle Bravo, bom nuklir terkuat yang diledakkan US. Ledakan Tunguska menumbangkan kira-kira 80 juta pohon di sekitar 2,150 kilimeter persegi. Kerusakannya saat ini masih bisa dilihat dari satelit di angkasa.

8. Ledakan Reaksi Berantai di Texas CityPada 15 April ,1947, kapal pengangkut Perancis memasuki dok Texas City, dan mengambil 1,400 ton pupuk ammonium nitrate. Malam itu api muncul di bagian bawah dek kapal. Menjelang pagi kepulan asap hitam membuat port authorities karena perusahaan kimia Monsanto hanya berjarak 700 kaki. Seorang pria berdiri di dok, menyaksikan, tugboat dipersiapkan untuk menyeret kapal pengangkut ke tengah laut. Kobaran api menyebar ke luar dari rongsokan kapal, dan dalam hitungan menit Monsanto meledak, membunuh dan menghancurkan ratusan pekerja dan saksi yang melihat ledakan permulaan. Kebanyakan distrik perdagangan hancur, dan api mengamuk sepanjang tepian laut, dimana sejumlah besar tang gas butane dalam keadaan terancam meledak. Tidak lama setelah tengah malam, kapal pengangkut kedua- juga membawa nitrat- meledak, dan seluruh kejadian terulang kembali. Lebih dari 500 orang meninggal dan 1000 lainnya luka-luka.

9. Peracunan Massal di BasraBulan September 1971 pengiriman 90,000 metrik ton biji gandum tiba di pelabuhan Irak Basra. Jewawut Amerika dan gandum meksiko- yang telah diproses secara kimia dengan methyl-mercury untuk mencegah pembusukan- disemprot pink untuk mengindikasi bahwa sangat beracun dan tulisan peringatan tercetak jelas di bungkusnya- Cuma dalam bahasa Inggris dan Spanyol. Sebelum didistribusikan ke petani, ternyata sudah dicuri dari dok dan dijual sebagai makanan ke penduduk yang kelaparan. Pemerintah Irak, malu atas kealpaan ini, singkat cerita dan tidak sampai dua tahun wartawan Amerika melaporkan bukti 6,530 rumah sakit menangani kasus keracunan merkuri. Pejabat pemerintah mengakui 459 meninggal, namun jumlah sebenarnya diperkirakan sekitar 6,000 dengan 100.000 lainnya menderita efek permanen seperti kebutaan, tuli dan kerusakan otak.

10. Amukan Gajah Hutan ChandkaPada musim semi 1972, Area Hutan Chandka di India – yang sudah dilanda kekeringan- diserang gelombang bahang juga. Gajah lokal, yang biasanya tidak menjadi masalah, menjadi gelisah karena suhu yang tinggi dan kurangnya air. Pada musim panas situasi semakin buruk. Puncaknya pada 10 juli, Segerombolan gajah-gajah mengamuk dan menyerang 5 desa, meninggalkan kerusakan besar-besaran.