Translate

Selasa, 10 Juni 2008

balas jasa seorang adik

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di
tangannya. "Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!"
Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus-menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.

Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal
memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!" Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus.
Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik... hasil yang begitu baik..." Ibu
mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya
sekaligus?" Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku. " Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!" Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini."

Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimimu uang." Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai
ke tahun ketiga (di universitas).

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana! "Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu
adalah adikku?" Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya
adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?" Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga!

Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..." Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus
memiliki satu." Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan
menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!"

Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan
sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya. "Tidak, tidak sakit. Kamu
tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..." Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata
mengalir deras turun ke wajahku.
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini." Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.

Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi. Suatu hari, adikku di atas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang
berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?" Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah, "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"
"Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29. Adikku kemudian
berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan
itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai

Minggu, 08 Juni 2008

kualat

Jakarta, Hukum kekekalan energi dan semua agama menjelaskan bahwa apapun yang kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita melakukan energi positif atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula bila kita melakukan energi negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan berupa keburukan pula. Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah pengalaman pribadi yang terjadi pada 2003.

Pada September-Oktober 2003 isteri saya terbaring di salah satu rumah sakit di Jakarta. Sudah tiga pekan para dokter belum mampu mendeteksi penyakit yang diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan. Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu pekan isteri saya telah terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang tersambung ke sebuah layar monitor.

Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri saya. Dokter berkata, "Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat ibu". Sayapun menjawab "Mengapa dokter meminta izin saya? Bukankan setiap pagi saya membeli berbagai macam obat di apotek dokter tidak meminta izin saya" Dokter itu menjawab "Karena obat yang ini mahal Pak Jamil." "Memang harganya berapa dok?" Tanya saya. Dokter itu dengan mantap menjawab "Dua belas juta rupiah sekali suntik." "Haahh 12 juta rupiah dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok? Dokter itu menjawab, "Sehari tiga kali suntik pak Jamil".

Setelah menarik napas panjang saya berkata, "Berarti satu hari tiga puluh enam juta, dok?" Saat itu butiran air bening mengalir di pipi. Dengan suara bergetar saya berkata, "Dokter tolong usahakan sekali lagi mencari penyakit isteriku, sementara saya akan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar penyakit istri saya segera ditemukan." "Pak Jamil kami sudah berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta bantuan berbagai laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak bisa kami deteksi secara tepat, kami harus sangat hati-hati memberi obat karena istri Bapak juga sedang hamil 8 bulan, baiklah kami akan coba satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami harus mengganti obatnya, pak." jawab dokter.

Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola kecil dekat ruang ICU. Saya melakukan sembahyang dan saya berdoa, "Ya Allah Ya Tuhanku... aku mengerti bahwa Engkau pasti akan menguji semua hamba-Mu, akupun mengerti bahwa setiap kebaikan yang aku lakukan pasti akan Engkau balas dan akupun mengerti bahwa setiap keburukan yang pernah aku lakukan juga akan Engkau balas. Ya Tuhanku... gerangan keburukan apa yang pernah aku lakukan sehingga Engkau uji aku dengan sakit isteriku yang berkepanjangan, tabunganku telah terkuras, tenaga dan pikiranku begitu lelah. Berikan aku petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha Tahu bahkan Engkau mengetahui setiap guratan urat di leher nyamuk. Dan Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu. Aku pasrah kepada Mu Ya Tuhanku. Sembuhkanlah istriku. Bagimu amat mudah menyembuhkan istriku, semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagat raya ini."

Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan kejadian puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya belum membayar biaya sekolah yang hanya Rp. 25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri mencuri uang ibu saya yang hanya Rp. 125. Saya ambil uang itu, Rp 75 saya gunakan untuk mebayar SPP, sisanya saya gunakan untuk jajan.

Ketika ibu saya tahu bahwa uangnya hilang ia menangis sambil terbata berkata, "Pokoknya yang ngambil uangku kualat... yang ngambil uangku kualat..." Uang itu sebenarnya akan digunakan membayar hutang oleh ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam dan tak berani mengaku bahwa sayalah yang mengambil uang itu.

Usai berdoa saya merenung, "Jangan-jangan inilah hukum alam dan ketentuan Yang Maha Kuasa bahwa bila saya berbuat keburukan maka saya akan memperoleh keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah penyakit isteri saya ini karena saya pernah menyakiti ibu saya dengan mengambil uang yang ia miliki itu." Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomor telepon rumah dimana ibu saya ada di rumah menemani tiga buah hati saya. Setelah salam dan menanyakan kondisi anak-anak di rumah, maka saya bertanya kepada ibu saya "Bu, apakah ibu ingat ketika ibu kehilangan uang sebayak seratus dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang lalu?"

"Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ngambil duit itu Mil, duit itu sangat ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya tega-teganya ada yang ngambil," jawab ibu saya dari balik telepon. Mendengar jawaban itu saya menutup mata perlahan, butiran air mata mengalir di pipi.

Sambil terbata saya berkata, "Ibu, maafkan saya... yang ngambil uang itu saya, bu... saya minta maaf sama ibu. Saya minta maaaaf... saat nanti ketemu saya akan sungkem sama ibu, saya jahat telah tega sama ibu." Suasana hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian dari balik telepon saya dengar ibu saya berkata: "Ya Tuhan pernyataanku aku cabut, yang ngambil uangku tidak kualat, aku maafkan dia. Ternyata yang ngambil adalah anak laki-lakiku. Jamil kamu nggak usah pikirin dan doakan saja isterimu agar cepat sembuh." Setelah memastikan bahwa ibu saya telah memaafkan saya, maka saya akhiri percakapan dengan memohon doa darinya.

Kurang lebih pukul 12.45 saya dipanggil dokter, setibanya di ruangan sambil mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata "Selamat pak, penyakit isteri bapak sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu telah kami obati dan panasnya telah turun, setelah ini kami akan operasi untuk mengeluarkan bayi dari perut ibu." Bulu kuduk saya merinding mendengarnya, sambil menjabat erat tangan sang dokter saya berkata. "Terima kasih dokter, semoga Tuhan membalas semua kebaikan dokter."

Saya meninggalkan ruangan dokter itu.... dengan berbisik pada diri sendiri "Ibu, I miss you so much."

Keterangan Penulis:
Jamil Azzaini adalah Senior Trainer dan penulis buku Best Seller KUBIK LEADERSHIP; Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup

daftar kekurangan dalam pernikahan

Daftar Kekurangan



Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah.
Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut.
Suatu acara yang luar biasa mengesankan. Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah.
Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya,
"Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan" katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia.....

Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama.
Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.
Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.
Aku akan mulai duluan ya, kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman.
Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir.
Maaf, apakah aku harus berhenti tanyanya. Oh tidak, lanjutkan... jawab suaminya.

Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu.
Dengan suara perlahan suaminya berkata Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang....

Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya...Ia menunduk dan menangis.....

Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut.
Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita.
Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk.

Sumber Diterjemahkan dari tulisan Trevor Klein.

10 kesalahan jatuh cinta

10 KESALAHAN JATUH CINTA

Jatuh cinta memang berjuta rasanya. Biasanya orang yang sedang jatuh cinta
memang cenderung "buta". Tidak jarang orang yang sedang jatuh cinta
melupakan hal-hal mendasar yang sebetulnya penting untuk diperhatikan.

Nah, berikut ini 10 uraian kesalahan yang kerap dilakukan ketika seseorang
jatuh cinta :

1. Menciptakan hubungan asmara tanpa membangun persahabatan dengannya.
Mungkin kita memang benar jatuh cinta secara mendalam padanya, tapi jangan
lupa luangkan waktu sedikit banyak untuk mengetahui atau memperhatikan apa
yang sesungguhnya ia inginkan atau ia perlukan. Sisihkan waktu untuk
mempelajari kepribadiannya bukan hanya fisik semata.

2. Tidak jujur kepada diri sendiri. Seringkali orang yang sedang jatuh cinta
memberikan batas toleransi yang berlebihan kepada pasangan. Mereka
berpura-pura seolah-olah sikap pasangan bukan merupakan gangguan yang besar
pada diri mereka atau mereka berharap agar masalah itu selesai seiring
dengan berlalunya waktu

3. Tidak "memperhatikan" diri sendiri selama menjalin hubungan asmara.
Banyak orang yang lupa "memperhatikan" dirinya sendiri selama menjalin
hubungan asmara. Kebanyakan orang yang sedang dimabuk cinta ingin selalu
berduaan dengan kekasihnya. Akibatnya orang-orang di sekitar mereka merasa
diabaikan sehingga lambat laun tanpa mereka sadari teman-teman pun menjauh.
Ini mempunyai akibat yang buruk di masa mendatang. kita akan dicap kuper dan
bila kita sedang jenuh bersama sang kekasih, tidak ada seorang teman pun
yang bersama dengan kita.

4. Menggantungkan kebahagiaan diri kita ke pasangan. Jika selama ini kita
berpikir bahwa kebahagiaan kita bergantung pada pasangan, maka kita salah.
kita boleh jatuh cinta pada siapa saja namun tidak berarti bahwa orang
tersebut dapat membuat kita bahagia. Kebahagiaan diri kita bergantung pada
kita sendiri dan jangan sesekali kita memusatkan seluruh hidup dan perhatian
hanya pada satu orang saja karena jika demikian, berarti kita telah menutup
wawasan dan kesempatan untuk menjadi lebih baik bagi diri kita sendiri.

5. Cinta membutuhkan waktu. Seringkali seseorang lupa akan point yang
penting ini. Cinta selalu membutuhkan waktu, baik untuk mengenal maupun
untuk bertumbuh. Terlalu cepat memulai suatu hubungan berakibat kurang baik
karena mungkin kita belum mengenal dengan baik karakter pasangan, sebaliknya
jika kita terlalu terburu-buru mengambil keputusan untuk meninggalkan
pasangan hanya karena permasalahan sepele juga kurang bijaksana. Karena itu
sebaiknya beri waktu yang cukup bagi diri sendiri untuk mengenal pasangan.

6. Terlalu fokus pada sex. kita harus menyadari bahwa tidak ada seorang pun
yang senang menjadi objek sex. Jangan jadikan sex sebagai prioritas suatu
hubungan, sebaliknya jadikan sex hanya sebagai pemanis dalam hubungan
berdua ( dengan catatan sex hanya bole di lakukan bagi mereka yg udah
terikat oleh pernikahan) . Fokuskan perhatian kita dalam membangun jalinan
asmara yang solid bersamanya. Buatlah rencana yang jelas untuk masa
mendatang.

7. Berkencan tanpa tujuan yang jelas. Kencan memang merupakan aktivitas yang
seru dan menyenangkan, namun jika kita tidak mempunyai tujuan yang jelas dan
tidak tahu apa yang kita cari atau kita inginkan maka cepat atau lambat hal
ini akan membuat diri kita menjadi lelah baik secara fisik maupun mental.
Jadi lebih baik tentukan dahulu apa yang kita cari dari suatu hubungan
asmara dan apa yang kita inginkan dari calon pasangan.

8. Berprinsip bahwa sex dapat menyelesaikan semua masalah. Tinggalkan
prinsip seperti ini. Walaupun kita bersedia menyerahkan diri kita seutuhnya
kepada pasangan, tidak menjamin bahwa pasangan akan setia atau tidak akan
meninggalkan kita. Segera ubah pola pikir kita. Jangan biarkan diri kita
dibodohi dengan iming-iming jika kita bersedia melakukan hubungan sex maka
pasangan akan semakin mencintai kita. Itu justru membuktikan bahwa pasangan
tidak mencintai kita dan hanya menginginkan kesenangan semata.

9. Memprioritaskan kecantikan fisik. Ini juga merupakan sa lah satu hal yang
kerap terjadi. Umumnya kecantikan fisik menduduki skala prioritas utama dari
pada kecantikan batin. Padahal kecantikan batin jauh lebih bermanfaat dan
tahan lama.

10. Kembali melakukan kesalahan yang sama. Pernahkah kita mengintrospeksi
diri mengenai kegagalan asmara kita di masa lalu? Sebelum memulai hubungan
yang baru, ada baiknya kita mengintrospeksi diri dan melihat kembali dimana
kesalahan kita. Dengan mengetahui letak kesalahan, kita dapat belajar untuk
tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama

berapa kali kita menyia-nyiakan berkat TUHAN

Seorg pemuda sebentar lg akan di-wisuda, sebentar lg dia akan menjadi
seorg sarjana, akhir jerih payah-nya selama bbrp tahun di bangku pendidikan. Beberapa bulan yg lalu dia melewati sebuah showroom, & saat itu dia jatuh cinta kpd sebuah mobil sport, keluaran terbaru dr Ford.

Selama bbrp bulan dia selalu membayangkan, nanti pd saat wisuda
ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kpdnya. Dia yakin, krn dia anak satu-satunya & ayahnya sngt sayang pdnya, sehingga dia yakin banget nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu.

Diapun berangan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dgn teman-temannya. Bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya. Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya. Sang ayah tersenyum, & dgn berlinang air mata krn terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan anaknya, & betapa dia mencintai anaknya itu.

Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,... bukan sebuah kunci ! Dengan hati yg hancur sang anak menerima bingkisan itu, & dgn sangat kecewa dia membukanya. & dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Alkitab yg bersampulkan kulit asli, di kulit itu terukir indah namanya dgn tinta emas.

Pemuda itu menjadi marah, dgn suara yg meninggi dia berteriak, "
Yaahh... Ayah memang sangat mencintai saya, dgn
semua uang ayah, ayah belikan alkitab ini untukku ? "

Lalu dia membanting Alkitab itu & lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya
tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia berdiri
mematung ditonton beribu pasang mata yg hadir saat itu.

Tahun demi tahun berlalu, sang anak telah menjadi seorang yg sukses.
dgn bermodalkan otaknya yg cemerlang dia berhasil menjadi seorang yg terpandang. Dia mempunyai rumah yg besar & mewah, & dikelilingi istri yg cantik & anak-anak yg cerdas. Sementara itu ayahnya semakin tua & tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia & tak pernah
menghubungi dia.

Dia berharap suatu saat dpt bertemu anaknya itu, hanya utk meyakinkan dia betapa sayangnya pd anak itu. Sang anak pun kdng rindu & ingin bertemu dgn sang ayah, tapi mengingat apa yg terjadi pd hari wisudanya, dia menjadi sakit hati & sangat mendendam.

Sampai suatu hari dtng sebuah telegram dari kantor kejaksaan yg
memberitakan bhw ayahnya telah meninggal, & seblm ayahnya meninggal,
dia mewariskan semua hartanya kpd anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah & bersama-sama ke rumah ayahnya utk mengurus semua harta peninggalannya. Saat melangkah msk kerumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan
semasa dia tinggal disitu. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap jelek
trhdp ayahnya.

Dgn bayangan-bayangan masa lalu yg menari-nari di matanya, dia
menelusuri semua barang di rumah itu. & ketika dia membuka brankas ayahnya, dia menemukan Alkitab itu, masih terbungkus dgn kertas yg sama beberapa tahun yg lalu.

Dgn airmata berlinang, dia lalu memungut Alkitab itu, & mulai membuka
halamannya. Di halaman pertama Alkitab itu, dia membaca tulisan tangan ayahnya, "Dan kamu yg jahat tahu memberikan yg baik
kpd anakmu, masakan Bapa-mu yg di sorga tdk akan memberikan apa yg kamu minta kepada-Nya ?"

Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari bagian belakang Alkitab itu. Dia memungutnya,.... sebuah kunci mobil ! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dgn dealer mobil sport yg dulu dia idamkan ! Dia membuka halaman terakhir Alkitab itu, & menemukan di situ terselip STNK & surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sblm hari wisuda itu.

Dia berlari menuju garasi, & di sana dia menemukan sebuah mobil yg berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sdh sangat kotor krn tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yg dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dgn buru-buru dia menghapus debu pd jendela mobil & melongok kedlm.

Bagian dlm mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil & setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sdng tersenyum bangga.
Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk di samping mobil itu, air matanya
tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yg tak
mungkin diobati.....

HOW MANY TIMES DO WE MISS GOD'S BLESSINGS BECAUSE
WE CAN'T SEE PAST OUR OWN DESIRES ?

memaafkan dan biarlah berlalu

Ini ada sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Ditengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : HARI INI, SAHABAT KARIBKU MENAMPAR PIPIKU.

Lalu mereka berjalan terus, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu HARI INI, SAHABAT KARIBKU MENYELAMATKAN NYAWAKU.

Lalu orang yang menolong dan menampar sahabatnya itu bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulisnya di batu ?"

Temannya sambil tersenyum menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan ketika kita menerima kebaikan dari seseorang kita harus memahatnya diatas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin."

The bubble and the butterfly

Bahagia ada pada Jiwa Yang Bersyukur

Pernah membayangkan, bagaimana seseorang menulis buku, bukan dengan tangan atau anggota tubuh lainnya, tetapi dengan kedipan kelopak mata kirinya?

Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk dilakukan, tentu saja Anda belum mengenal orang yang bernama Jean-Dominique Bauby. Dia pemimpin redaksi majalah Elle, majalah kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh dunia.

Betapa mengagumkan tekad dan semangat hidup maupun kemauannya untuk tetap menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, pasti Anda akan berpikir, "Berapa pun problem dan stres dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan
dengan si Jean!"

Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang disebutnya "Seperti pikiran di dalam botol". Memang ia masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.

Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, teman-temannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. "Bukan main," kata Anda.

Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh "menulis" dengan cara si Jean, barang kali kita harus menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean dalam pembuatan bukunya.

Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, "Le Scaphandre" et le Papillon (The Bubble and the Butterfly).

Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam film yang mengisahkan dirinya.

Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu mengeluh..! Coba ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas juga menggerutu. Punya anak banyak mengeluh, tidak punya anak juga mengeluh. Carl Jung, pernah menulis demikian: "Bagian yang paling menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang tertutup!"

Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah...!

Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian berterima kasih/bersyukurl).

Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi Pikiran ( SPM 26 Februari 2005) dituliskan, seseorang yang sadar sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa (jiwa). Nah, nyawa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Dengan nyawa ini pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, dia harus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa yang kita dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini.

Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal.

Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang telah banyak mengalami kegagalan.

Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide besar untuk mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan keberuntungan diperlukan usaha.

Dan mulailah sekarang juga untuk berusaha!

Bersyukurlah sebelum mengeluh

01]. Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali

02]. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

03]. Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.

04]. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk didalam hidupnya.

05]. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda.
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup

06]. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat

07]. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul

08]. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkan tentang orang-orang yag tinggal dijalanan

09]. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan

10]. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran,orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

11]. Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa,,,

12]. Cintai orang lain dengan perkataan dan perbuatanmu

13]. Cinta diciptakan tidak untuk disimpan atau disembunyikan

14]. Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan,
Mereka cantik/tampan karena anda mencintainya,,,

15]. It's true you don't know what you've got until it's gone, but it's
also true You don't know what you've been missing until it arrives!!!

8 kado terindah sepanjang masa

8 KADO TERINDAH...

Aneka kado ini tdk dijual di toko. Anda bisa menghadiahkannya setiap saat & tak perlu membeli ! Meski begitu, 8 mcm kado ini adlh hadiah terindah & tak ternilai bagi orang2 yg Anda sayangi.

1. KEHADIRAN
Kehadiran org yg dikasihi rasanya adlh kado yg tak ternilai hrgnya. Memang kita bisa juga hadir dihdpnnya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dgn berada disampingnya. Anda & dia dpt berbagi perasaan, perhatian, & kasih sayang secara lebih utuh & intensif. Dgn demikian, kualitas kehadiran jg penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

2. MENDENGAR
Sdkt org yg mampu memberikan kado ini, sebab, kebanyakan org Lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Sdh lama diketahui bhw keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan slng mendgrkan. Berikan kado ini untuknya. Dgn mencurahkan perhatian pd segala ucapannya, secara tak langsung kita jg telah menumbuhkan kesabaran & kerendahan hati. Utk bisa mendengar dgn baik, pastikan Anda dlm keadaan betul2 relaks & bisa menangkap utuh apa yg disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalg menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda memberi tanggapan yg tepat stlh itu. Tdk hrs berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

3. D I A M
Seperti kata2, didlm diam jg ada kekuatan. Diam bisa dipakai Utk menghukum, mengusir, atau membingungkan org. Tp lbh dr segalanya. Diam jg bisa menunjukkan kecintaan kita pd seseorg krn memberinya "ruang". Terlebih jika sehari2 kita sdh terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomeli.

4. KEBEBASAN
Mencintai seseorg bkn berarti memberi kita hak penuh utk memiliki atau mengatur kehidupan org bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorg jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adlh salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah, " Kau bebas berbuat semaumu." Lebih dlm dari itu, memberi kebebasan adlh memberinya kepercayaan penuh utk bertanggung jawab atas segala hal yg ia putuskan atau lakukan.

5. KEINDAHAN
Siapa yg tak bahagia, jika org yg disayangi tiba2 tampil lebih ganteng atau cantik ? Tampil indah & rupawan jg merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari ! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana dirumah. Vas & bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yg tertata indah, misalnya.

6. TANGGAPAN POSITIF
Tanpa, sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhdp pikiran, sikap atau tindakan orang yg kita sayangi. Seolah2 tdk ada yg benar dr dirinya & kebenaran mutlak hanya pd kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dgn jelas & tulus. Cobalah ingat,berapa kali dlm seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yg dilakukannya demi Anda. Ingat2 pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih & pujian (& jg permintaan maaf ), adlh kado cinta yg sering terlupakan.

7. KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua mslh layak menjadi bahan pertengkaran. Apalg sampai Menjadi cekcok yg hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jd berantakan hanya gara2 persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado " kesediaan mengalah" Okelah, Anda mungkin kesal atau marah krn dia telat dtg memenuhi janji. Tp kalau kejadiannya baru sekali itu, knp mesti jd pemicu pertengkaran yg berlarut2 ? Kesediaan utk mengalah jg dpt melunturkan sakit hati & mengajak kita menyadari bhw tdk ada manusia yg sempurna didunia ini.

8. SENYUMAN
Percaya atau tdk, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yg diberikan dgn tulus, bisa menjadi pencair hubungan yg beku, pemberi semangat dlm keputus asaan. pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yg resah. Senyuman jg merupakan isyarat utk membuka diri dgn dunia sekeliling kita. Kpn terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pd org yg dikasihi ?

seberapa beratkah segelas air?

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Steven Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya:

"Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?" Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.

"Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey.

"Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi".

Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi......

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya. Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.

hari ini akan menjadi hari yang baik

Cerita tentang seorang anak lelaki bernama Jeb.
cara berpikir Yang Membedakan Antara Gagal Dan Suksesnya Seseorang

Setiap harinya ketika Jeb di besarkan,Ibunya membangunkannya pukul 05.30 pagi sambil mengatakan, Jeb, ini akan menjadi hari yang asyik.

Tetapi bukan itu yang ingin di dengar Jeb.Tugasnya setiap hari adalah ke luar dan mengambil batu bara untuk pemanas rumah. Dan ia sungguh membencinya. Suatu hari ketika Ibunya masuk ke kamarnya dan mengatakan , Ini akan menjadi hari yang asyik, Jeb menukas, Tidak Bu, ini akan menjadi hari yang sialan. Saya lelah. Udaranya dingin. Dan saya tidak mau bangun mengambil batu bara. Ini benar-benar hari yang naas!

Manis, jawab ibunya, tidak Ibu sangka kamu merasa seperti itu. Kalau begitu ya tidurlah kembali. Jeb merasa menang. Mengapa tidak sedari dulu ya aku katakan demikian? katanya dalam hati.

Ia bangun kira-kira 2 jam kemudian. Udara terasa hangat, dan ia mencium aroma sarapan. Ia turun dari tempat tidur, mengenakan pakaiannya, dan turun ke dapur.! Wah, lapar sekali saya, katanya. Sudah cukup istirahat saya. Sarapan sudah siap.Ini baru asyik.

Manis, Jawab Ibunya, Kamu tidak boleh makan hari ini. Kamu ingat kamu sendiri yang mengatakan bahwa ini akan menjadi hari yang naas? Sebagai Ibumu, Ibu akan berusaha sebaik-baiknya untuk menjadikan hari naas bagimu. Kembali sana ke kamarmu dan jangan keluar. Kamu tidak akan Ibu beri makan. Sampai besok pagi pukul 5:30.

Jeb pun dengan sedih kembali ke kamarnya. Dan ia kembali tidur-- kira-kira selama satu jam. Tetapi tidak mungkin seseorang tidur terus-terusan. Ia habiskan hari itu menge-pel lantai kamarnya, merasa semakin lapar saja. Dan ketika akhirnya gelap, ia kembali mencoba tidur. Ia bangun beberapa jam sebelum fajar menyingsing, dan ia kenakan pakaiannya. Ia sudah duduk di ujung tempat tidurnya ketika Ibunya membuka pintu kamarnya pukul 5:30. Sebelum Ibunya sempat mengatakan apa pun, Jeb langsung melompat dan mengatakan Bu, ini akan menjadi hari yang asyik !

Yang berlaku bagi Jeb itu juga berlaku bagi kita semua. kita bisa mengubah sikap kita. kita mungkin tidak akan dapat mengubah hal-hal lain tentang diri kita, tetapi yang jelas kita bisa mengubah sikap kita menjadi lebih positif. Kalau kita mencobanya, akan segera kita temukan bahwa penolong terbaik adalah diri kita sendiri.

Semoga cerita ini dapat memberi inspirasi bagi kita semua.