Suatu kisah terlahir dari desa
Ada Odo, anak lelaki yang berbakti pada orang tua
Tiap hari pergi ke jalanan
Meramaikan pelangi lalu lintas tempat berhentinya mobil-mobil sekejap
Menjual koran demi hidup keluarganya
”Odo tak usah sekolah saja, mak!
Kalau Odo sekolah siapa yang cari uang?”
Ayahnya meninggal.
Empat hari lalu.
Meninggalkan empat orang anak.
Odo yang baru tujuh tahun
Dan adik-adiknya yang masih balita!
Si bungsu saja baru berusia empat belas hari!
Odo menjadi ayah untuk adik-adiknya di usia belia
Walau begitu Odo tetap menjadi anak bagi janda empat orang anak
Odo tetap seorang anak
Butuh bermain, butuh sekolah dan butuh perhatian
Dari empat hari lalu, kepalanya terasa sakit.
Sakit seperti di tusuk-tusuk jarum.
Ia mengaduh pada ibunya...
”Kita besok ke puskesmas saja yah,do!”
Odo berusaha menahan sakit kepalanya
Setelah diperiksa, dokter memberikan surat untuk ibunya
”Anak Ibu harus di rawat ke rumah sakit karena ia menderita kanker otak!”
Ibu hanya menangis. Sempat ibu tak percaya yang terjadi!
Odo yang tak tahu apa-apa terus saja bekerja walau ibu melarangnya
Ia tak menangis ketika kepalanya seakan dipukul oleh palu
Ia berusaha menutupi kesakitannya karna tak ingin ibunya sedih
Pernah ia bertanya, ”Apa Odo akan mati, Bu?”
Lagi-lagi ibu hanya menjawab dengan tangis.
Di kamarnya, Odo menulis sebuah surat untuk pak presiden
Kau tahu apa isisnya???
Isinya: Jika aku mati karena penyakitku ini, mohon pak presiden jaga Ibu dan adik-adikku yah! Beri mereka hidup yang layak! Beri mereka pendidikan agar mereka bisa pintar dan bisa menyembuhkan orang lain yang terkena penyakit sepertiku secara gratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar